Budi menambahkan, pecahan dalam bentuk uang logam dengan nilai yang paling besar saat ini Rp 1.000, yang diresmikan Wakil Presiden Boediono pada 20 Juli 2010. Menurut Budi, penggunaan uang logam sebenarnya lebih efisien dibandingkan dengan uang kertas. “Uang koin atau logam itu lebih efisien dan bisa lebih awet. Serta biayanya pengedaran uangnya lebih murah dimana biaya dibagi massanya itu lebih kecil,” tuturnya. Menurut Budi, pengembangan uang logam 5000 rupiah ini juga seiring dengan kampanye bank sentral pada beberapa waktu lalu yakni Gerakan Peduli Koin. Gerakan tersebut bertujuan untuk mendorong tumbuhnya budaya masyarakat dalam mengoptimalkan penggunaan uang pecahan koin dalam kegiatan transaksi dan mendorong agar pedagang memiliki budaya yang sama dan bertanggung jawab dalam memberikan hak konsumen berupa pengembalian dalam bentuk uang bukan bentuk lainnya.
Gerakan peduli koin nasional ini dilakukan bank sentral bersama dengan Kementerian Perdagangan beserta Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo). Mudah-mudahan saja dengan adanya uang logam 5000 rupiah ini semakin mempermudah kita dalam proses transaksi keuangan, karena tentu uang koin akan lebih simpel dari uang kertas dan tentu tahan lama.
0 komentar:
Posting Komentar